Penulis : Ahmad Tohari
Penerbit : Gramedia Jakarta, PT
Tgl Terbit : 1995
Halaman : 174 hal
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi (LxP) : 11 x 18 cm
Bahasa : Bahasa Indonesia
Kondisi Buku : Buku Bekas (Cukup)
Harga : Rp 20.000,-
SINOPSIS : Di tangan Ahmad Tohari kehidupan desa adalah sebuah sungai yang tenang. Dalam arus yang diam itu justru tersimpan misteri dan teka- teki yang tak tampak dari permukaan: palung, bongkahan batu bahkan mungkin buaya air tawar yang ganas. Hampir semua cerita Tohari berlatar kehidupan desa yang seperti ini. Desa adalah sebuah lanskap yang kompleks dan ruwet sekaligus.
Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk merupakan puncak pencapaian sastra Tohari sejauh ini. Bercerita tentang Srintil dan Rasus, Ronggeng memotret sebuah masa ketika Indonesia memasuki zaman gelap politik 1965. Ini novel yang lengkap: konflik kejiwaan para tokoh yang beragam, huru-hara politik, hilangnya sebuah tradisi, terdesaknya kehidupan desa.
Novel pertama bercerita tentang kemunculan tokoh Srintil sebagai ronggeng yang sudah lama hilang dari Dukuh Paruk. Pedukuhan yang sepi itu pun kembali bergairah. Seorang ronggeng sudah lahir, karena memang ia tak bisa diciptakan. Srintil menjadi primadona yang menyelamatkan Dukuh Paruk dari kehilangan tradisi.
Karena disuguhkan dengan gaya dongeng, Tohari pun tak segan menyelipkan romantika Cinderella. Misalnya, ketika Srintil gundah akan menempuh upacara penyerahan keperawanan kepada seseorang yang memberi harga paling tinggi. Ia pun “selamat” karena liang daranya diserahkan kepada Rasus yang dicintai dan mencintainya. Setelah itu adalah hidup Srintil sebagai ronggeng dan pencarian Rasus menemukan ibu yang tak pernah dikenalnya.
Jilid kedua memasuki masa politik ketika seseorang bernama Bakar muncul di Dukuh Paruk. Tohari mencitrakan orang komunis ini dengan sangat tipikal: tak ada gairah syahwat, dingin, dan kepalanya dipenuhi oleh teori juga semangat merebut kembali hak-hak rakyat, sesuatu yang agak berbeda dibanding, misalnya, dalam tokoh-tokoh Sri Sumarah, Para Priyayi atau Bawuk dari Umar Kayam.
Bakar melarang tayub karena itu joged borjuis yang melemahkan revolusi. Kesenian ronggeng pun kehilangan ciri utamanya ketika disuguhkan hanya untuk memeriahkan rapat dan kampanyekampanye partai. Orang Dukuh Paruk pun bimbang seraya diamdiam menaruh harapan pada janji- janji yang digelorakan Bakar tentang “sama rata sama rasa.”
Keadaan berbalik. PKI gagal merebut kekuasaan. Orang Dukuh Paruk pun dituding sebagai antek-antek komunis. Lintang kemukus berpijar di angkasa menandakan sebuah malapetaka. Mereka diburu dan ditahan tanpa pengadilan atau dibantai. Tak terkecuali Srintil. Ia diborgol dan dimasukkan ke sel yang asing. Nasibnya berakhir tragis di rumah sakit jiwa. Rasus, sementara itu, bimbang karena ia kini datang ke kampungnya untuk menangkap saudara dan teman-temannya. Sebagai tentara ia harus menjalankan perintah. Tetapi cintanya kepada Srintil mengalahkan itu semua. Ia datang menolong dan mengeluarkan Srintil dari rumah sakit.
Ada ambiguitas Tohari yang sangat kentara. Ia ingin meluruskan sejarah bahwa benar telah terjadi pembantaian orang yang dicap PKI, sekaligus ia juga mengutuk PKI yang telah merampas kesenian masyarakat. Sebab, setelah 1965, seni tayub punah di seluruh Jawa.
Ronggeng merupakan kesenian yang menyebar hampir di seluruh Jawa dan Betawi dengan bentuk dan nama yang berlainan. Dalam Sejarah Jawa yang terkenal, Stamford Raffles yang berkuasa antara tahun 1811-1816, sudah menulis bahwa ronggeng merupakan kesenian yang sudah tumbuh berabad-abad di Jawa dan sangat populer di kalangan petani. Kesenian ini digelar untuk mensyukuri panen yang melimpah.
Fakta dan fiksi dalam cerita Tohari ini melebur dalam cerita. Bahwa tayub dimanfaatkan Lekra merebut dukungan rakyat memang pernah terjadi. Pembantaian orang yang dicap komunis sudah lama menjadi bahan penelitian para ahli. Tohari menyusupkan pengalaman batinnya sendiri ke dalam cerita itu. Hasilnya adalah sebuah novel yang kaya.
BAGJA HIDAYAT
Dari : ruangbaca.com
Haduuuh..
BalasHapusMasih ada stok gak yang trilogi Ronggeng Dukuh Paruk??